~Forever Sweet Chocolate~
Final Chapter
Cast : ADAMS & HIGHFeeL JAPAN
Genre : Romance/Yaoi/M
---------------------------------------------------------
‘Clink~ Clink~
Clink~ Clink~’
Di tengah keramaian, suara sendok yang membentur cangkir teh ini terdengar lebih
nyaring. Seorang laki-laki berambut
coklat duduk sendirian di tengah cafe, hanya sebuah cangkir teh penuh yang ia
aduk - sejak minuman itu sampai ke mejanya -
yang menjadi temannya, terlihat jelas, ia sedang menunggu seseorang.
Adam.
‘Apakah... ini waktunya?’
Aku tak bisa berhenti memikirkan
itu, setiap kali terlintas, jantungku berdebar kencang dan aku mulai panik,
entah mengapa. Bahkan, aku tak berani melihat kesekitar ku.
‘Ini saat yang ku tunggu-tunggu, bukan?’
Sudah lama kami tidak saling
berhubungan, komunikasi diantara kami semakin berkurang sejak tiga bulan ia pergi ke Tokyo, aku bisa
memaklumi itu, dia pasti terlalu sibuk untuk membalas e-mail – e-mail ku. e-mail terakhir yang kuterima darinya mengatakan
kalau dia memang sedang sibuk, dan akan sangat sulit menemukan waktu untuk
berbalas e-mail denganku. Tapi, aku tidak menyangka kalau itu
akan memakan waktu selama empat tahun lebih, dan saat aku mulai melupakan
janji-janjinya, sepucuk surat datang padaku.
==oOo==
‘Adam, tunggu aku jam 3 sore di
Golden cafe, hari sabtu ini, aku harap kau bisa datang.’
==oOo==
Tidak ada nama pengirimnya,
hanya sebuah alamat yang aku pun tidak tahu ada dimana itu. Memang tidak jelas
siapa yang akan kutemui hari ini, tetapi, didalam hatiku, aku yakin bahwa yang
akan datang dari pintu masuk itu adalah, kau.
Aku langsung menuju ke cafe ini setelah kelas kuliahku selesai,
aku tidak tahu apa yang harus kupakai jadi, aku hanya menggunakan kemeja putih
polos, pakaian yang sama yang kugunakan untuk kuliah tadi.
Perhatianku hanya tertuju pada cangkir teh ini, aku mengaduknya
terus menerus karena, aku tidak sedang ingin minum teh sekarang.
Astaga, ini sudah setengah jam! Uh, atau... aku pulang saja?
‘Griiieeett~’
“Maaf, aku terlambat.”
Author.
Seorang laki-laki bertubuh
tinggi masuk dari pintu depan, dan membunyikan lonceng yang menggantung diatas
- yang tanda nya ada pelanggan masuk -. Opening
nya cukup membuat orang-orang yang melihat nya terpaku, bukan hanya karena
postur tubuhnya yang tinggi semampai, tetapi juga karena penampilan nya yang
terlihat sangat mencolok, dengan pakaian serba hitam, ransel hitam, Guitar
case di punggung nya, dan kaca mata hitam yang terlihat sangat pas di wajah
nya yang lonjong.
Lelaki itu berjalan langsung ke
sebuah meja yang berada di tengah ruangan, sebelumnya, seorang laki-laki sudah
duduk disana sejak – sekitar- setengah jam, dan hanya memesan secangkir teh
hangat untuk menemani sore nya.
“Maaf, aku terlambat.” Katanya,
sambil mendorong kursi di depan lelaki itu, Ia meletakkan Guitar case nya dilantai, lalu duduk dengan santai. Matanya menerawang
mencari pramusaji. “Excuse me!” panggilnya,
kepada seorang pramusaji wanita yang dengan girang langsung berlari ke meja
nya.
“Tuan mau pesan apa?” wajahnya
berseri-seri
“Hot Coffee.”
“Baiklah.” Setelah menulis
pesanan nya, pramusaji itu menunduk, lalu pergi.
Sekarang perhatian lelaki tampan
itu kembali pada orang yang sedang duduk didepannya, yang - ternyata sejak
kedatangannya tadi- hanya bisa terpaku meihatnya, tanpa berbicara apa-apa.
“Hey, aku membawa coklat, ini
kubuat sendiri loh, spesial untukmu.” Setelah
sibuk sendiri dengan tasnya, ia mengeluarkan sebuah bungkusan yang berisi
banyak coklat-coklat kecil berbentuk kotak. “Cobalah~!” ia menawarkan beberapa coklat sambil tersenyum. Namun, lawan bicaranya masih
terpaku. “Adam?”
Tiba-tiba dari kedua mata yang
terpaku itu, mengalir air mata yang deras nya tidak tertampung. Tanpa berkedip,
air matanya terus mengalir membasahi pipinya yang mulai memerah, nafas nya
mulai tertahan, tertahan dan kemudian
menjadi sebuah isak kan yang perlahan membuat perasaan nya meleleh, lalu keluar
dengan deras melalui matanya.
“Eh?! Adam?!!”
“Hu— huaaaaaa—!!” semua air mata yang keluar bagaikan luapan
perasaan yang tertumpuk didalam hati, Adam menangis sejadinya, mengeluarkan
semua perasaan yang selama ini membuatnya sesak. Adam tidak ingin berhenti, ia
hanya ingin merasakan perasaan lega yang ia rasakan sekarang, tidak ada hal
yang bisa membuatnya sebahagia ini dan tangis nya pun tak dapat berhenti.
Lelaki itu dengan panik mencari
sapu tangan di dalam tas nya, dan setelah ditemukan, ia langsung menghampiri
Adam, memeluknya, dan menghapus air matanya perlahan.
“Hey, ada apa? Kenapa kau
menangis?” dengan membelai rambutnya, dan terus menghapus air mata yang
berlinang, lelaki itu mencoba menenangkan Adam. “Sudah, sudah...” belaian
lembut terus diberikannya untuk Adam.
Setelah Adam mulai tenang, –namun,
ia masih terisak-isak- ia memberanikan diri untuk melihat keatas, ke wajah
orang yang sedang memeluknya itu. Lelaki itu pun melihatnya, dan tersenyum
hangat sambil mendekatkan wajah mereka.
“Maaf menunggu lama, Tadaima,
aku pulang...” suara lembut yang Adam
rindukan itu, membuat matanya kembali berkaca-kaca.
“Hic, hic, O—Okaeri... okaerinasai—Shotaa!!
Huaaa—!!”
Tangis nya kembali menjadi, ia
memeluk Shota lebih erat, seakan-akan tidak ingin melepasnya untuk yang kedua
kali. Shota mendapati sekitarnya sedang terdiam menatap mereka, beberapa orang
malah ada yang ikut menangis bersama Adam. Ia tersenyum, kemudian mencium
kepala orang yang sangat ia rindukan itu, wangi khas rambutnya yang akhirnya
bisa ia hirup lagi, membuat hatinya juga meleleh, namun, ia tidak boleh ikut
menangis di hari yang bahagia ini.
“Adam, sudah... jangan menangis,
kan sudah kubawakan coklat?” ia
tersenyum meledek, sambil mengacak-acak rambut Adam. Kebiasaan lama yang sudah
sangat ia ingin lakukan sejak ia melihatnya hari ini. “Cobalah...” Shota mengambil satu potong coklat, dan
membawnya langsung, masuk ke mulut Adam.
Tangisnya mulai mereda, dan
perlahan ia merasakan coklat yang meleleh di lidahnya. Rasanya manis, namun,
bukan manis biasa yang ada didalam coklat-coklat lain, Adam tau coklat ini
spesial. Karena rasa legit nya tidak mau hilang, dan terus bisa ia rasakan
bahkan, setelah coklat itu habis dimulutnya.
Rasanya seperti kenangan, pahit
dan manis. Semuanya bisa berlalu dimakan waktu. Tetapi, perasaan yang ada di
dalam kenangan manis tidak akan hilang, malah, kenangan tersebut akan tetap
ada, dan selalu terasa manis, Bahkan setelah kita sudah tidak bernyawa lagi.
Isak kan Adam mulai berhenti, ia
kembali tenang dan mampu menatap mata kekasihnya. “Enak...” katanya, mendengar
itu, wajah Shota berseri.
“Benarkah? Yokatta...”
“Um! Enak sekali...” Adam tersenyum, setetes air matanya kembali
berlinang, namun, semua orang tahu kalau itu adalah air mata yang tulus, keluar
dengan perasaan bahagia dan rasa syukur yang amat sangat.
“Seperti senyumanmu...” Shota
menghapus airmata itu. “Coklat ini manis untuk selamanya...”
Mereka berdua tersenyum lebar
sambil terus berpelukan, suara gaduh
tepuk tangan dan sorak sorai gembira memenuhi Cafe itu. Semua orang bagai merasakan perasaan bahagia yang sama, seperti
yang Adam dan Shota rasakan.
‘Mulai sekarang, akan selalu ada ‘Aku’, akan selalu ada ‘Kamu’, akan
selalu ada ‘Kita’ dan selamanya akan menjadi ‘Kita’. Semoga kebahagiaan akan
selalu mengikuti kemanapun cinta membawa kita pergi. Dan sampai akhirnya nanti,
semoga rasa manis yang kita rasakan sekarang tidak akan pernah hilang atau
pupus dari dalam hati kita masing-masing. Aku mencintaimu, sungguh sangat
mencintaimu.”
FOREVER SWEET CHOCOLATE : END
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Forever Sweet Chocolate, fanfict END!!
I see you are already at this post, so that means you finished reading the whole story~ how do you think? is it good? is it great? is it Awesome?! ahaha XDD
you know what, when I re-read this chapter for the first time, I feel so sad and almost cried. how about you? XD
Oh, btw, have you seen the full PV of Seseragi? - I guess I'll make a post about it, later -
personally, I think Forever Sweet Chocolate is a "Good End" version of Seseragi XD Ahahaha~
Okay then, thanks a lot for wasting your time in this Blog, and read my post, and be my lovely reader, and leave a comment, and share your feelings with me, let's meet again in the next fanfict, Jaa ^^)// :**
No comments:
Post a Comment