~Beach Party!~
[Part 3]
END!!
--
[Part 3]
END!!
--
“.... Anjir, gue ngeliat
setan...”
Dengan seketika, seisi ruangan sunyi. Nadya, Jiru,
Linda, Ichan, Neechan dan Dian berhenti berteriak, mereka kompak menengok
kearah Nancy setelah mendengar kalimat itu.
Merasa – tiba-tiba – ia menjadi pusat perhatian,
Nancy balik menatap mereka.
“Apa?” nadanya santai.
“..... Lu ngeliat setan?!” tanya Jiru. Dengan
ekspresi kaget.
“Siapa bilang?” Nancy bertanya balik.
Orang ini ngeselin emang, bakar aja kalo kesel.
Orang ini ngeselin emang, bakar aja kalo kesel.
"Elu yang bilang pan tadi!”
Nancy terdiam, teman-teman nya menatap dengan serius,
menunggu jawabannya.
“..... Oh, gue gak tau sih, itu setan apa orang. Atau
setan yang pura-pura jadi orang...” Teman-temannya masih terpaku, menanti
kelanjutan cerita. “Tapi...” suasana makin mencekam, “Tadi ada yang berdiri
disitu, di pinggir pantai. Dieeeemm ajah, pas gue manggil kalian tadi masih ada,
trus tiba-tiba ilang”.
Mendengar itu, teman-temannya merinding seketika.
Mereka terlalu takut untuk bertanya lebih lanjut.
“.... yang Bener kamu...” kata nee, dengan suara
pelan.
“Beneran, tuh disitu.” Nancy berbalik, dan mengetuk kaca jendelanya.
“Tadi disitu.”
“GYAAAAAAAAAAHHHHHH~~~!!!!”
Tiba-tiba semua orang – kecuali Nancy – berteriak
histeris dan kabur ke belakang tempat tidur untuk bersembunyi.
“GYAAAAAAAAAHHHH~~~!!!!” Teriakannya masih berlanjut, dan menjadi backsound percakapan mereka.
“HAAH?!! HAAAH?!! APASIH?! APAAN? KALIAN KENAPA
WOOY!!” Nancy kebingungan dan ikut panik.
“GYAAAHH!! ITU TADI DISITU! DISITU!”
“ITU APAA?!! DIMANA?! DIMANA?!”
“ITU! DI KACA GYAAAAAHH~~!!!”
“APASIH?!! DIMANA?!”
“ZRAAAASHHH~!!" Nancy
membuka jendela nya lebar-lebar, lalu melihat kesetiap sudutnya.
“APASIH? NGGA ADA APA-APA! KALIAN
NGELIAT APASIH?! PADA KELUAR
COBA!”
Walau masih ragu-ragu, teman-temannya sepakat untuk keluar bersama.
“Itu tadi disitu, pas lu nengok ke kaca, ada muka horor banget!” kata
Ichan, menjelaskan.
“HAH?!”
“Iya, yang lain ngeliat jugakan?” kata Nadya, semuanya mengangguk.
“Muka?”
“hooh muka, asli serem banget, kak! Kita pulang aja yuk...” kata Dian. Tanpa basa-basi, mereka semua
kompak membereskan baju dan barang-barang nya.
“loh loh loh! Hey, wait! Tunggu! Tunggu! Jangan pada maen pulang aja!
Jelasin dulu, WOY!!”
Dan untuk ke 6345234625 kalinya,
Nancy dicuekin.
“Ini uda malem, Kita juga belom pada makan! Mau jadi apa kita nanti?!”
Pelan tapi pasti, teman-temannya berhenti berkemas, ‘Iya juga...’ pikir mereka.
“Gue gamau tidur ditempat yang ada setan nya!” kata Linda, yang lain
mengangguk setuju.
“Setan dimana sih?! Coba lu jelasin dulu yang bener, pelan-pelan!”
“.... tadi, waktu kakak nengok ke kaca jendela itu, tiba-tiba muncul
sesosok wajah seram dikaca! Iiiiiihhhh~~ ngeri banget!” Dian mencoba
menjelaskan, dan teman-temannya mulai ribut membicarakan betapa seram nya sosok
itu.
“.... Hah? Bentar-bentar, ada wajah seram yang muncul, pas gue lagi nengok
ke kaca?”
“Iya, emang kamu gak ngeliat?” timpal nee.
“.... ..... .....”
“..... ..... ....”
“..... ..... .....”
“...... ..... ....”
“ITU MUKA GUAAAAAAAAAA~!!!!! KAMPRET LO PADA YE!! ITU MUKA GUEEE!!
BENER-BENER LU JADI TEMEN!!”
Dengan kekuatan bulan, Nancy
melempari teman-temannya dengan semua barang yang dia lihat. Tapi tenang,
property yang digunakan aman dan tidak berbahaya.
“Lu jahat pada ye! Masa muka gue dikira setan?! Ampe teriak histeris lagi!”
“Ya maap, kita kan gak tau...” kata Jiru.
“Iya kak maap, maap aku jujur..” Dian dan Nadya juga ikut minta maaf.
Setelah keadaaan sudah terkendali. Tak lama, pantai mulai ramai, menandakan
kalau Dinner nya sudah siap.
Ketujuh perempuan itu dengan semangatnya pergi ketempat makan malam mereka. Dengan pakaian seadanya, mereka mulai masuk
kedalam keramaian dan menikmati suasana malam dipantai yang indah.
“Disini...” salah satu pelayan mengantarkan mereka ke tempat duduknya,
tepat dispot paling indah untuk menikmati pantai. Lucky!
“Waah~ bagus banget!” mereka begitu terpesona dengan keindahan malam disini,
obor dan lampu-lampu warna-warni menambah daya tariknya.
Aroma asap barbeque dan hidangan
lain menyebar kesegala arah, membuat rasa lapar mereka semakin menjadi.
“Ih, gue mau makan ituu~” kata
Ichan, sambil melirik kebarisan barbeque di
pinggir pantai.
“Hahaha, ambil lah.” Sahut Linda.
“Yuk, temenin~!”
“Nyok! Gue ikut~” Nancy berdiri.
“Ikut! Ikut~!” Jiru juga ikut berdiri, di ikuti Ichan dan Linda yang
langsung pergi dari meja itu.
“Woy! Woy! Trus kita-kita gimana?” kata Nadya. Dian dan nee chan menatap
bingung.
“Tunggu aja~ nanti gue ambilin~! Kalian jaga meja aja, jangan sampe
ditempatin orang, OK?” jawab Nancy,
sambil melaimbaikan tangan dan kembali berjalan.
“Sigh, kita ditinggal. Aku gak tau sih mau makan apa...” kata Dian, sambil
menatap keramaian yang menutupi meja prasmanan.
“Nee juga sih, tapi kayaknya kue-kue yang disitu enak...”
Nadya dan Dian mengangguk setuju.
“Aku mau makan, tapi males ngantri nya~”
“Bodo amat, kak Nad.”
Suasana di tempat itu sungguh ramai, orang-orang berlalu lalang melewati
mereka. Musik yang merdu bermain mengiringi malam, membuat suasana
terasa begitu nyaman. Tak lupa hiasan bintang-bintang dilangit berkelap-kelip
bagai menyapa.
Tetapi, seindah apapun suasana malam itu saya deskripsikan. Bagi seorang Fujoshi, pemadangan yang paling mencuri perhatian mereka adalah bule-bule ganteng dari luar negeri. Maklum, tidak ada satupun dari mereka yang pernah melihat bule secara langsung, paling cuma liat di TV.
Tetapi, seindah apapun suasana malam itu saya deskripsikan. Bagi seorang Fujoshi, pemadangan yang paling mencuri perhatian mereka adalah bule-bule ganteng dari luar negeri. Maklum, tidak ada satupun dari mereka yang pernah melihat bule secara langsung, paling cuma liat di TV.
“Eh! Eh! Liat deh, liat!” Dian memanggil
teman-temannya. “Kayaknya, cowok-cowok itu yang tadi siang gue liat dipantai,
deh!”
“Manamanamana?!” Nadya dan Nee chan
serempak menengok.
“Ude gausah mana, mana! Tuh di meja paling ujung, yang berdua itu.”
Dian menunujuk ke satu meja makan yang berada cukup jauh dari mereka, ada
dua orang laki-laki duduk disana, mereka terlihat sangat asik mengobrol.
Entah apa yang sedang mereka bicarakan, yang pasti, sih, mereka ambigu.
yaa, seenggaknya, di mata fangirl-fangirl barbar itu.
Entah apa yang sedang mereka bicarakan, yang pasti, sih, mereka ambigu.
yaa, seenggaknya, di mata fangirl-fangirl barbar itu.
Setelah pandangan mereka menemukan objek yang dituju, dengan mata Fujoshi, mereka mulai memperhatikan gerak-gerik “pasangan”
tersebut.
“Cakep tuh...” bisik Nadya.
“Yang mana?” sahut teman-temannya.
“Itu yang rambutnya coklat~”
“Hoo~ iya, cakep.” mereka bertiga mengangguk, entah untuk apa.
“Kalo kata Nee sih, cakepan yang rambutnya hitam~”
“Hoo~ Iya, Iya, ganteng juga tuh.” Tiga perempuan nista penasaran itu kembali mengangguk.
Sementara itu, Ichan, Linda, Jiru
dan Nancy pulang dari perantauan mencari jati diri. dan kembali dengan memebawa beberapa piring
berisi barbeque dan makanan-makanan lezat lain.
Kalau ada kantong plastik, pasti mereka ambil semua makanan nya terus dibawa pulang buat oleh-oleh orang dirumah.
Kalau ada kantong plastik, pasti mereka ambil semua makanan nya terus dibawa pulang buat oleh-oleh orang dirumah.
“CLAANKK!!” Nancy
melempar satu piring barbeque ke
meja.
“Woy, ngeliatin apaan lo pada?”
Tanpa aba-aba, mereka yang baru kembali dari perantauan, duduk manis
kembali di tempat nya masing-masing.
Nadya, Nee chan dan Dian berbalik, dan membenarkan posisi duduk mereka
seperti semula. Untuk suatu alasan, wajah mereka terlihat semu merah.
Awkward silence.....
“Kalian abis ngeliat apasih?” tanya Linda, penasaran.
“Makan nih!” Jiru menyodorkan beberapa piring berisi berbagai jenis hidangan
pada tiga teman nya, yang tiba-tiba membisu itu.
“.... .... ....”
“.... .... ...”
“.... .... ...”
“KYAAAAAAAHHH~~~~ LO LIAT GAK TADI?!!”
“IYA IYA GUE NGELIAT KYAAAAAAH~~~~~”
“YA AMPUN MEREKA SWEEEETT BANGET! HSHS!”
Melihat reaksi teman-temannya yang tiba-tiba barbar, Nancy berniat untuk
berlari, mengambil beberapa ember air laut, lalu menyiramkan nya pada teman-temannya itu. tetapi rencana nya
ditahan oleh temannya yang lain.
“Kalian kenafaaaa?!!” tanya Ichan, dengan Qalqalah.
“ITU KAAAKK, TADI TUH MEREKA SUAP SUAPAN GITU, TERUS KYAAAAAAH~~~~” Dian berusaha menjelaskan. Sayang nya, tidak
ada yang mengerti dengan maksud kata-katanya yang terakhir tadi.
“Terus.. Kyaah?”
“Maksudnya apa ya?”
“.... Kurang tau...”
“.... .... .....”
Jiru, Linda, Ichan dan Nancy akhirnya hanya bisa menunggu euforia
teman-temannya meredam, dan membiarkan mereka menceritakan semua nya dari awal
dengan jelas.
--
Cerita mereka bertiga baru selesai
setelah Avatar Korra muncul. Dengan kode-kode ambigu, mereka meminta anggota
barbar yang baru datang tadi , juga ikut
memperhatikan gerak-gerik dua orang laki-laki yang duduk nya di ujung itu.
“Yaa ampun~ harus nya tadi kita buru-buru pulang kesini, siapa tau masih
bisa ngeliat mereka suap-suapan~” rajuk
Ichan.
“Tau tuh si Jiru, masa’ sosis babi diambil juga, jadi mesti balik lagi deh
kita.” ledek Nancy.
“Apaan sih, lu.”
“Terus mereka ngapain lagi?” Linda terlihat makin penasaran.
“Umm....” Dian, Nadya dan Nee chan terdiam sejenak.
“.... gak ngapa-ngapain lagi sih.” Jawab Nadya.
“Tapi...”
Tiba-tiba semua mata tertuju pada
Nee chan...
“Tapi.. kayaknya mereka gak asing deh.”
“HAAHH?!!” teman-temannya yang lain,
melonjak kaget.
“Gak asing gimana, Nee?”
Wajah Nee chan berubah serius, suasana mulai mencekam. Angin laut yang
tadinya mereka nikmati, kini terasa asing dan membuat bulu kuduk mereka
merinding. Disko.
ada yang merinding, ada yang nahan pipis.
ada yang merinding, ada yang nahan pipis.
“Yaa.. gak asing, kayaknya Nee pernah liat mereka. Tapi dimana ya?”
Kata-kata Nee chan membuat seluruh
penghuni meja barbar itu terdiam. Untuk suatu alasan mereka mendapat feeling yang sama.
“Masa’, sih, Nee?” tanya Ichan.
“Iya bener, tapi dimana nya...”
Mereka kembali terediam, mencoba mengingat, jangan-jangan mereka memang
pernah melihat dua lelaki itu disuatu tempat sebelum nya.
“Hmm... gue juga, kayaknya wajah mereka gak asing.”
“LO JUGA, JIR?!!!” teman-temannya
mulai panik.
Mampus, urusan sepele sekarang jadi serius! Lebih serius dari sinetron CHSI season 2!
Mampus, urusan sepele sekarang jadi serius! Lebih serius dari sinetron CHSI season 2!
“.... Tunggu, jangan bilang kalau....”
Suasana semakin mencekam, jantung mereka berdetak lebih cepat setelah
kalimat Nadya tadi. Sedikit demi sedikit, mereka mulai connect satu sama lain, mereka merasa kalau apa yang mereka
pikirkan adalah satu hal yang sama.
“..... Jangan-jangan....”
“... ... ...”
“... ... ...”
“FFAAAACCEEEBBOOOKKK!!!!!!”
Teriakan mereka menggelegar sampai ke pantai sebrang, semua mata tertuju
pada mereka, tidak terkecuali dua lelaki yang duduk diujung itu. Awkward silence. Salah satu pelayan menghampiri mereka.
“Maaf, ada yang salah?” katanya.
“AA--- ASFJKGDHKNGCHUHFFKJSCNHUFKE NGGA ADA KOK! NGGA ADA! MAAF YA, MAAFIN
KAMI!!”
Mereka pun meminta maaf berkali-kali sambil tersenyum bodoh, suasana
kembali terkendali, dan kejadian tadi seperti lewat begitu saja.
“...... Sigh...” mereka kompak
menghela nafas.
“Oke, jangan teriak lagi...” kata Linda.
“Jadi, beneran di Facebook?”
tanya Nancy, memulai diskusi.
“Kayaknya, sih...” yang lain mengangguk.
Nancy menarik nafas. “... Pernah lewat diberanda kalian?”
“Mmm.. kayaknya.” Kali ini hanya
beberapa yang mengangguk.
“.. tu- tunggu deh, tunggu. “ Nadya meminta Timeout. “Coba liat mereka sekali lagi.”
Fangirl-fangirl Barbar itu
serentak menengok ke belakang. Memperhatikan dua lelaki yang sepertinya,
semakin lama, semakin intim dalam bercengkrama.
Beberapa detik cukup untuk membuat mereka Inner Scream, jangan sampe ditegor pelayan hotel lagi.
Beberapa detik cukup untuk membuat mereka Inner Scream, jangan sampe ditegor pelayan hotel lagi.
Mereka kembali keposisi, setelah menghela nafas panjang.
“Mereka gak asing tau, serius!” lanjut Nadya.
“Iya! Wajah mereka tuh, kayaknya sering lewat wara-wiri di berandaku!” sahut Dian.
“Oke oke, gini aja.” Nancy meminta
perhatian teman-temannya. “Sekarang, kita cek Facebook kita masing-masing. Kalian belum cek Facebook kalian kan, hari ini?”
“Belum, sih.” Yang lainnya menggelengkan kepala, lalu tanpa aba-aba, mereka
mulai mengeluarkan Handphone dan
membuka akun Facebook mereka
masing-masing.
Menit, demi menit berlalu tanpa suara, mereka dengan serius menjelajahi
beranda Facebook mereka.
Berharap, ada suatu petunjuk yang bisa mereka dapatkan untuk memperjelas
situasi ini.
Tiba-tiba, jempol mereka terhenti bersamaan. Mereka berhenti menscroll. Tidak juga keluar kata-kata dari
mulut mereka, untuk beberapa saat, Mata mereka terpaku oleh apa yang mereka
lihat sekarang di beranda Facebooknya.
“Oh my god, don’t tell me...”
“Ini...”
“Apa.. mereka?”
“Gak mungkin...”
“Bohong...”
“Sumpah... demi apa...”
“Ini gak nyata....”
“MEREKAA----“ Fangirl Barbar serempak
berteriak, kini, semuanya sudah jelas.
“MEREKAAAAA------ BBBAAAOOZZIII
HHAANNAA??!!!!”
--
Kejadian malam itu, emang gak
terduga. Siapa sangka? Mereka menginap disatu hotel yang sama dengan
Baozi-Hana. Emang rejeki Fujoshi kali,
ya.
Setelah identitas mereka terungkap,
tanpa basa-basi, ketujuh perempuan nista itu (tentunya) minta foto barengsama
Baozi-Hana. “Aslinya emang lebih cakep!” batin mereka.
Well, cerita ala kadarnya ini
berakhir dengan Happy Ending. Mereka pulang dengan suka cita dan wajah bahagia.
Tak lupa juga, pengalaman indah, dan selfie yang siap mereka pamerkan
ke fangirl lain. Dian juga akhir nya bisa bertemu mamah dan papah nya. Ww
Sou~ sekian dari saya, Author yang
gak kalah ala kadarnya ini.
Alhamdulillah, mampu juga menyelesaikan ceritanya, berkuranglah
satu hutang lagi. ww, sebuah Happy Ending tersendiri buat saya.
Akhir kata, terimaksih sudah
menyempatkan waktu kalian untuk membaca cerita ini. maaf kalau tidak memuaskan.
Karena, kalau kalian puas, saya lemas.
Masih panjang perjalanan kedepan, masa baru sampai sini udah lemas. Ww.
--
“Oke, Publish!” dengan senyuman,
Nancy akhirnya menerbitkan satu lagi cerita abal-abalnya ke Blog pribadinya.
Setelah membereskan laptop dan tas
nya, ia bergabung dengan teman-temannya yang lain untuk tidur, menghabiskan
waktu malam di kereta dalam perjalanan pulang mereka.
--END!!
Wah waah waaaah! it's finally finished! ><)//
BIG THANKS for Fangirl Barbar family! I can't do anything without you guys, love ya so much~ <3
and I'm sorry coz before, I said, I will make it long, but it seems like the story is short from the start, I couldn't make it any longer than this, I'm so sorry u,u
I'm thinking about making another Fangirl Barbar adventures! but, well... I'm not sure ^^"
Okay, glad you enjoy the story! Jaa nee ^^)//
No comments:
Post a Comment