!-- SCM Music Player http://scmplayer.net --> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Monday, July 14, 2014

Beach Party! [Part 3] END!!


~Beach Party!~
[Part 3]
END!!
--


                “.... Anjir, gue ngeliat setan...” 
                
                Dengan seketika, seisi ruangan sunyi. Nadya, Jiru, Linda, Ichan, Neechan dan Dian berhenti berteriak, mereka kompak menengok kearah Nancy setelah mendengar kalimat itu.
               
                 Merasa – tiba-tiba – ia menjadi pusat perhatian, Nancy balik menatap mereka.
               
                 “Apa?” nadanya santai.
               
                 “..... Lu ngeliat setan?!” tanya Jiru. Dengan ekspresi kaget.
               
                 “Siapa bilang?” Nancy bertanya balik.
                  Orang ini ngeselin emang, bakar aja kalo kesel.
               
                  "Elu yang bilang pan tadi!”
                 
                 Nancy terdiam, teman-teman nya menatap dengan serius, menunggu jawabannya.
                 

                 “..... Oh, gue gak tau sih, itu setan apa orang. Atau setan yang pura-pura jadi orang...” Teman-temannya masih terpaku, menanti kelanjutan cerita. “Tapi...” suasana makin mencekam, “Tadi ada yang berdiri disitu, di pinggir pantai. Dieeeemm ajah, pas gue manggil kalian tadi masih ada, trus tiba-tiba ilang”.
               
                 Mendengar itu, teman-temannya merinding seketika. Mereka terlalu takut untuk bertanya lebih lanjut.

                “.... yang Bener kamu...” kata nee, dengan suara pelan.

                “Beneran, tuh disitu.”  Nancy berbalik, dan mengetuk kaca jendelanya. “Tadi disitu.”

                “GYAAAAAAAAAAHHHHHH~~~!!!!”

                Tiba-tiba semua orang – kecuali Nancy – berteriak histeris dan kabur ke belakang tempat tidur untuk bersembunyi.

                “GYAAAAAAAAAHHHH~~~!!!!” Teriakannya masih berlanjut, dan menjadi backsound percakapan mereka.

                “HAAH?!! HAAAH?!! APASIH?! APAAN? KALIAN KENAPA WOOY!!” Nancy kebingungan dan ikut panik.

                “GYAAAHH!! ITU TADI DISITU! DISITU!”

                “ITU APAA?!! DIMANA?! DIMANA?!”

                “ITU! DI KACA GYAAAAAHH~~!!!”

                “APASIH?!! DIMANA?!”

“ZRAAAASHHH~!!"  Nancy membuka jendela nya lebar-lebar, lalu melihat kesetiap sudutnya.

“APASIH? NGGA ADA APA-APA! KALIAN  NGELIAT  APASIH?! PADA KELUAR COBA!”
Walau masih ragu-ragu, teman-temannya sepakat untuk keluar bersama.

“Itu tadi disitu, pas lu nengok ke kaca, ada muka horor banget!” kata Ichan, menjelaskan.

“HAH?!”

“Iya, yang lain ngeliat jugakan?”  kata Nadya, semuanya mengangguk.

“Muka?”

“hooh muka, asli serem banget, kak! Kita pulang aja yuk...”  kata Dian. Tanpa basa-basi, mereka semua kompak membereskan baju dan barang-barang nya.

“loh loh loh! Hey, wait! Tunggu! Tunggu! Jangan pada maen pulang aja! Jelasin dulu, WOY!!”

Dan untuk ke 6345234625 kalinya, Nancy dicuekin.

“Ini uda malem, Kita juga belom pada makan! Mau jadi apa kita nanti?!”
Pelan tapi pasti, teman-temannya berhenti berkemas, ‘Iya juga...’ pikir mereka.

“Gue gamau tidur ditempat yang ada setan nya!” kata Linda, yang lain mengangguk setuju.

“Setan dimana sih?! Coba lu jelasin dulu yang bener, pelan-pelan!”

“.... tadi, waktu kakak nengok ke kaca jendela itu, tiba-tiba muncul sesosok wajah seram dikaca! Iiiiiihhhh~~ ngeri banget!” Dian mencoba menjelaskan, dan teman-temannya mulai ribut membicarakan betapa seram nya sosok itu.

“.... Hah? Bentar-bentar, ada wajah seram yang muncul, pas gue lagi nengok ke kaca?”

“Iya, emang kamu gak ngeliat?” timpal nee.

“.... ..... .....”

“..... ..... ....”

“..... ..... .....”

“...... ..... ....”

“ITU MUKA GUAAAAAAAAAA~!!!!! KAMPRET LO PADA YE!! ITU MUKA GUEEE!! BENER-BENER LU JADI TEMEN!!”

Dengan kekuatan bulan, Nancy melempari teman-temannya dengan semua barang yang dia lihat. Tapi tenang, property yang digunakan aman dan tidak berbahaya.

“Lu jahat pada ye! Masa muka gue dikira setan?! Ampe teriak histeris lagi!”

“Ya maap, kita kan gak tau...” kata Jiru.

“Iya kak maap, maap aku jujur..” Dian dan Nadya  juga ikut minta maaf.

Setelah keadaaan sudah terkendali. Tak lama, pantai mulai ramai, menandakan kalau Dinner nya sudah siap.

Ketujuh perempuan itu dengan semangatnya pergi ketempat makan malam mereka.  Dengan pakaian seadanya, mereka mulai masuk kedalam keramaian dan menikmati suasana malam dipantai yang indah.

“Disini...” salah satu pelayan mengantarkan mereka ke tempat duduknya, tepat dispot paling indah untuk menikmati pantai. Lucky!

“Waah~ bagus banget!” mereka begitu terpesona dengan keindahan malam disini, obor dan lampu-lampu warna-warni menambah daya tariknya.

Aroma asap barbeque dan hidangan lain menyebar kesegala arah, membuat rasa lapar mereka semakin menjadi.

“Ih, gue mau makan ituu~”  kata Ichan, sambil melirik kebarisan barbeque di pinggir pantai.

“Hahaha, ambil lah.” Sahut Linda.

“Yuk, temenin~!”

“Nyok! Gue ikut~”  Nancy berdiri.

“Ikut! Ikut~!” Jiru juga ikut berdiri, di ikuti Ichan dan Linda yang langsung pergi dari meja itu.

“Woy! Woy! Trus kita-kita gimana?” kata Nadya. Dian dan nee chan menatap bingung.

“Tunggu aja~ nanti gue ambilin~! Kalian jaga meja aja, jangan sampe ditempatin orang, OK?”  jawab Nancy, sambil melaimbaikan tangan dan kembali berjalan.

“Sigh, kita ditinggal. Aku gak tau sih mau makan apa...” kata Dian, sambil menatap keramaian yang menutupi meja prasmanan.

“Nee juga sih, tapi kayaknya kue-kue yang disitu enak...”

Nadya dan Dian mengangguk setuju.

“Aku mau makan, tapi males ngantri nya~” 

“Bodo amat, kak Nad.”

Suasana di tempat itu sungguh ramai, orang-orang berlalu lalang melewati mereka.  Musik yang merdu  bermain mengiringi malam, membuat suasana terasa begitu nyaman. Tak lupa hiasan bintang-bintang dilangit berkelap-kelip bagai menyapa.
Tetapi, seindah apapun suasana malam itu saya deskripsikan. Bagi seorang Fujoshi, pemadangan yang paling mencuri perhatian mereka adalah bule-bule ganteng  dari luar negeri.  Maklum, tidak ada satupun dari mereka yang pernah melihat bule secara langsung, paling cuma liat di TV.

“Eh! Eh! Liat deh, liat!”  Dian memanggil teman-temannya. “Kayaknya, cowok-cowok itu yang tadi siang gue liat dipantai, deh!”

“Manamanamana?!”  Nadya dan Nee chan serempak menengok.

“Ude gausah mana, mana! Tuh di meja paling ujung, yang berdua itu.”

Dian menunujuk ke satu meja makan yang berada cukup jauh dari mereka, ada dua orang laki-laki duduk disana, mereka terlihat sangat asik mengobrol.
Entah apa yang sedang mereka bicarakan, yang pasti, sih, mereka ambigu.
yaa, seenggaknya, di mata fangirl-fangirl barbar itu.

Setelah pandangan mereka menemukan objek yang dituju,  dengan mata Fujoshi,  mereka  mulai memperhatikan gerak-gerik “pasangan” tersebut.

“Cakep tuh...”  bisik Nadya.

“Yang mana?” sahut teman-temannya.

“Itu yang rambutnya coklat~”

“Hoo~ iya, cakep.” mereka bertiga mengangguk, entah untuk apa.

“Kalo kata Nee sih, cakepan yang rambutnya hitam~”

“Hoo~ Iya, Iya, ganteng  juga tuh.”  Tiga perempuan nista  penasaran itu kembali mengangguk.
 Sementara itu, Ichan, Linda, Jiru dan Nancy pulang dari perantauan mencari jati diri.  dan kembali dengan memebawa beberapa piring berisi barbeque dan makanan-makanan lezat lain.
Kalau ada kantong plastik, pasti mereka ambil semua makanan nya terus dibawa pulang buat oleh-oleh orang dirumah.

“CLAANKK!!”  Nancy melempar satu piring barbeque ke meja.

“Woy, ngeliatin apaan lo pada?”

Tanpa aba-aba, mereka yang baru kembali dari perantauan, duduk manis kembali di tempat nya masing-masing.

Nadya, Nee chan dan Dian berbalik, dan membenarkan posisi duduk mereka seperti semula. Untuk suatu alasan, wajah mereka terlihat semu merah.

Awkward silence.....

“Kalian abis ngeliat apasih?” tanya Linda, penasaran.

“Makan nih!” Jiru menyodorkan beberapa piring berisi berbagai jenis hidangan pada tiga teman nya, yang tiba-tiba membisu itu.

“.... .... ....”

“.... .... ...”

“.... .... ...”

“KYAAAAAAAHHH~~~~ LO LIAT GAK TADI?!!”

“IYA IYA GUE NGELIAT KYAAAAAAH~~~~~”

“YA AMPUN MEREKA SWEEEETT BANGET! HSHS!”

Melihat reaksi teman-temannya yang tiba-tiba barbar, Nancy berniat untuk berlari, mengambil beberapa ember air laut, lalu menyiramkan nya pada  teman-temannya itu. tetapi rencana nya ditahan oleh temannya yang lain.

“Kalian kenafaaaa?!!” tanya Ichan, dengan Qalqalah.

“ITU KAAAKK, TADI TUH MEREKA SUAP SUAPAN GITU, TERUS KYAAAAAAH~~~~”  Dian berusaha menjelaskan. Sayang nya, tidak ada yang mengerti dengan maksud kata-katanya yang terakhir tadi.

“Terus.. Kyaah?”

“Maksudnya apa ya?”

“.... Kurang tau...”

“.... .... .....”

Jiru, Linda, Ichan dan Nancy akhirnya hanya bisa menunggu euforia teman-temannya meredam, dan membiarkan mereka menceritakan semua nya dari awal dengan jelas.
--

Cerita mereka bertiga baru selesai setelah Avatar Korra muncul. Dengan kode-kode ambigu, mereka meminta anggota barbar yang baru datang tadi , juga  ikut memperhatikan gerak-gerik dua orang laki-laki yang duduk nya di ujung itu.

“Yaa ampun~ harus nya tadi kita buru-buru pulang kesini, siapa tau masih bisa ngeliat mereka suap-suapan~”  rajuk Ichan.

“Tau tuh si Jiru, masa’ sosis babi diambil juga, jadi mesti balik lagi deh kita.” ledek Nancy.

“Apaan sih, lu.”

“Terus mereka ngapain lagi?” Linda terlihat makin penasaran.

“Umm....” Dian, Nadya dan Nee chan terdiam sejenak.

“.... gak ngapa-ngapain lagi sih.” Jawab Nadya.

“Tapi...”
 Tiba-tiba semua mata tertuju pada Nee chan...

“Tapi.. kayaknya mereka gak asing deh.”

“HAAHH?!!”  teman-temannya yang lain, melonjak kaget.

“Gak asing  gimana, Nee?”

Wajah Nee chan berubah serius, suasana mulai mencekam. Angin laut yang tadinya mereka nikmati, kini terasa asing dan membuat bulu kuduk mereka merinding. Disko.
ada yang merinding, ada yang nahan pipis.

“Yaa.. gak asing, kayaknya Nee pernah liat mereka. Tapi dimana ya?”

Kata-kata Nee chan membuat  seluruh penghuni meja barbar itu terdiam. Untuk suatu alasan mereka mendapat feeling yang sama.

“Masa’, sih, Nee?” tanya Ichan.

“Iya bener, tapi dimana nya...”

Mereka kembali terediam, mencoba mengingat, jangan-jangan mereka memang pernah melihat dua lelaki itu disuatu tempat sebelum nya.

“Hmm... gue juga, kayaknya wajah mereka gak asing.”

“LO JUGA, JIR?!!!”  teman-temannya mulai panik.
Mampus, urusan sepele sekarang jadi serius!   Lebih serius dari sinetron CHSI season 2!

“.... Tunggu, jangan bilang kalau....”

Suasana semakin mencekam, jantung mereka berdetak lebih cepat setelah kalimat Nadya tadi. Sedikit demi sedikit, mereka mulai connect satu sama lain, mereka merasa kalau apa yang mereka pikirkan adalah satu hal yang sama.

“..... Jangan-jangan....”

“... ... ...”

“... ... ...”

“FFAAAACCEEEBBOOOKKK!!!!!!”

Teriakan mereka menggelegar sampai ke pantai sebrang, semua mata tertuju pada mereka, tidak terkecuali dua lelaki yang duduk diujung itu. Awkward silence.  Salah satu pelayan menghampiri mereka.

“Maaf, ada yang salah?” katanya.

“AA--- ASFJKGDHKNGCHUHFFKJSCNHUFKE NGGA ADA KOK! NGGA ADA! MAAF YA, MAAFIN KAMI!!”

Mereka pun meminta maaf berkali-kali sambil tersenyum bodoh, suasana kembali terkendali, dan kejadian tadi seperti lewat begitu saja.

“...... Sigh...”  mereka kompak menghela nafas.

“Oke, jangan teriak lagi...” kata Linda.

“Jadi, beneran di Facebook?” tanya Nancy, memulai diskusi.

“Kayaknya, sih...” yang lain mengangguk.

Nancy menarik nafas. “... Pernah lewat diberanda kalian?”

“Mmm.. kayaknya.”  Kali ini hanya beberapa yang mengangguk.

“.. tu- tunggu deh, tunggu. “ Nadya meminta Timeout. “Coba liat mereka sekali lagi.”

Fangirl-fangirl  Barbar itu serentak menengok ke belakang. Memperhatikan dua lelaki yang sepertinya, semakin lama, semakin intim dalam bercengkrama.
Beberapa detik cukup untuk membuat mereka Inner Scream, jangan sampe ditegor pelayan hotel lagi.

Mereka kembali keposisi, setelah menghela nafas panjang.

“Mereka gak asing tau, serius!” lanjut Nadya.
 
“Iya! Wajah mereka tuh, kayaknya sering lewat wara-wiri di berandaku!”  sahut Dian.

“Oke oke, gini aja.”  Nancy meminta perhatian teman-temannya. “Sekarang, kita cek Facebook kita masing-masing. Kalian belum cek Facebook kalian kan, hari ini?”

“Belum, sih.” Yang lainnya menggelengkan kepala, lalu tanpa aba-aba, mereka mulai mengeluarkan Handphone dan membuka akun Facebook mereka masing-masing.

Menit, demi menit berlalu tanpa suara, mereka dengan serius menjelajahi beranda Facebook  mereka.  Berharap, ada suatu petunjuk yang bisa mereka dapatkan untuk memperjelas situasi ini.

Tiba-tiba, jempol mereka terhenti bersamaan. Mereka berhenti menscroll. Tidak juga keluar kata-kata dari mulut mereka, untuk beberapa saat, Mata mereka terpaku oleh apa yang mereka lihat sekarang di beranda Facebooknya.

“Oh my god, don’t tell me...”

“Ini...”

“Apa.. mereka?”

“Gak mungkin...”

“Bohong...”

“Sumpah... demi apa...”

“Ini gak nyata....”

“MEREKAA----“ Fangirl Barbar serempak berteriak, kini, semuanya sudah jelas.

“MEREKAAAAA------  BBBAAAOOZZIII HHAANNAA??!!!!”

--

Kejadian malam itu, emang gak terduga. Siapa sangka? Mereka menginap disatu hotel yang sama dengan Baozi-Hana.  Emang rejeki Fujoshi kali, ya.

Setelah identitas mereka terungkap, tanpa basa-basi, ketujuh perempuan nista itu (tentunya) minta foto barengsama Baozi-Hana. “Aslinya emang lebih cakep!” batin mereka.

Well, cerita ala kadarnya ini berakhir dengan Happy Ending. Mereka pulang dengan suka cita dan wajah bahagia.

Tak lupa juga, pengalaman  indah, dan selfie yang siap mereka pamerkan ke fangirl lain. Dian juga akhir nya bisa bertemu mamah dan papah nya. Ww

Sou~ sekian dari saya, Author yang gak kalah ala kadarnya ini.  Alhamdulillah,  mampu  juga menyelesaikan ceritanya, berkuranglah satu hutang lagi. ww, sebuah Happy Ending tersendiri buat saya.

Akhir kata, terimaksih sudah menyempatkan waktu kalian untuk membaca cerita ini. maaf kalau tidak memuaskan. Karena, kalau kalian puas, saya lemas.  Masih panjang perjalanan kedepan, masa baru sampai sini udah lemas. Ww.

--
“Oke, Publish!”  dengan senyuman, Nancy akhirnya menerbitkan satu lagi cerita abal-abalnya ke Blog pribadinya.

Setelah  membereskan laptop dan tas nya, ia bergabung dengan teman-temannya yang lain untuk tidur, menghabiskan waktu malam di kereta dalam perjalanan pulang mereka.

--END!!



Wah waah waaaah! it's finally finished! ><)//
BIG THANKS for Fangirl Barbar family!  I can't do anything without you guys, love ya so much~ <3

and I'm sorry coz before, I said, I will make it long, but it seems like the story is short from the start, I couldn't make it any longer than this, I'm so sorry u,u

I'm thinking about making another Fangirl Barbar adventures! but, well... I'm not sure  ^^" 

Okay, glad you enjoy the story! Jaa nee ^^)// 

No comments: