~Forever Sweet Chocolate~
Cast : ADAMS & HIGHFeeL JAPAN crew
Genre : Romance/Yaoi/M
------------------------------------------------------
‘Glug~
glug~ glug~’
Ahh, ini kaleng sodaku yang
kedua. Pelajaran sudah dimulai dari tadi, ini cukup menyenangkan, karena kami
tidak terlalu serius melakukan nya. Walaupun Adam bilang ia lebih paham cara mengajarku,
tetapi, aku sendiri sedang tidak bisa konsentrasi dengan apa yang terjadi.
Maksudku, come
on. Siapa yang bisa konsentrasi dengan pelajaran, ketika orang yang kau
cintai duduk dengan manis nya dihadapan mu dan, ohh! Dikamarmu.
Sebenarnya, - menurutku – Adam
tidak terlalu buruk dalam bahasa inggris, hanya saja, di beberapa aspek ia memang lemah. Tetapi, mengajarinya masih
lebih mudah dari pada aku harus mengajari atau menjelaskan sesuatu pada
teman-teman sekelasku.
“Kau sudah selesai?”
“Nn...” Adam menggelengkan
kepala, setelah mengajarinya beberapa materi, aku memberinya 15 soal untuk
dikerjakan. Well, sudah sepuluh menit
ia bergelut dengan soal-soal itu, dan sudah sepuluh menit juga aku memperhatikan
nya. lucu sekali, bagaimana ia terlihat fokus dan kebingungan disaat yang sama.
“Apa itu terlalu sulit?” aku menenggak
isi kaleng sodaku yang terakhir.
Adam tersenyum dan menggelengkan
kepalanya sekali lagi.
“hehe...” aku bangkit, ku
acak-acak rambutnya lalu berjalan ke ambang pintu. “Kau mau makan sesuatu?”
“Ehh?”
“Aku punya... Coklat, banyak
sekali. Chocolate candy, Chocolate bar,
Chocolate cookies”
“Wahh, kenapa semuanya coklat?”
“Itu coklat yang kudapatkan di
hari Valentine, terlalu banyak, aku
tidak bisa menghabiskan nya sendirian.”
“Oh, kenapa tidak memberikan nya
pada orang lain, Senpai?”
“Aku pernah memberikan nya pada
siswa lain disekolah, tapi begitu
siswi-siswi itu tau, mereka langsung mendatangiku, menangis dan memarahiku.
Mereka bilang, aku tidak menghargai pemberian mereka.”
“Be—benarkah? Lalu?”
“Yaa, lalu mereka semua mengganti
coklat yang kuberikan dengan coklat baru, yang lebih mahal dan besar. Aku tidak
mau itu terulang lagi.”
“Menjadi
tampan itu merepotkan, ya? Ahahaha~”
‘Tidak, untuk tidak jatuh cinta padamu, itu
yang merepotkan.’
“Baiklah,
bagaimana kalau kita pesan Pizza?’
Dengan
senyum lebarnya, Adam mengangguk.
‘Ah, manisnya...’
‘Shuuut~ ‘
aku menutup pintu, lalu turun
kedapur.
--------------------------------------------------------------------------------
‘Kau jatuh cinta!’
Iya iya, Naoto, kau benar.
Aku memang mencintai nya, ini yang pertama untuk ku. Heh, terdengar aneh
sekali.
Haruskah aku mengatakan nya? Apa
ia akan membenciku? Tapi, aku tau aku menginginkan nya sejak pertama kali kita
bertemu, aku harus...
“Uwaaah~!!”
‘CLANK!!’
Adam dan aku bertabrakan didepan
pintu kamar, ia ingin keluar saat aku akan masuk kedalam, dua kaleng soda yang
kubawa terjatuh dan menggelinding.
“E—ehh?! Senpai?”
“Mm? Kau ingin keluar?”
“Ti—tidak, aku ingin menemuimu,
semua soal nya sudah ku kerjakan~”
Sambil tersenyum, ia meraih kaleng soda yang terjatuh dilantai.
Tapi sebelum kalengnya terambil, Aku menggenggam tangan nya, lalu menarik nya
masuk kedalam kamar.
“Wah!! Tunggu---“
‘SHUUUTT--- Click!!’
‘BRUUUGH!!’
“Uh!!”
Aku mendorong tubuh Adam ke pintu
yang telah ku kunci, tangan nya masih ku genggam dan ku tahan tinggi-tinggi diatas
kepalanya.
“Senpai! apa yang kau--- Un!!”
Tanpa basa-basi aku mencium
bibirnya, ku tekan kepalanya agar ciuman ini semakin dalam dan panas seperti
nafas nya yang terasa di kulitku.
“Unn!! Mn----ahh “
Aku mengigit lidah nya beberapa
kali, sangat lembut dan hangat. Tangan nya yang kutahan, berontak ingin melepaskan
diri, tidak bisa ku remehkan kekuatan tangan drummer ini.
Akhirnya, aku melepaskan ciuman
ku. Kami berlomba mengambil nafas karena
tipisnya oksigen dalam jarak sedekat ini. Adam membuka matanya, ia berkaca-kaca
melihatku dengan wajah dan bibir yang memerah.
“Haa... haa... haa... Sen—pai...”
Adam menarik kemejaku sebelum
tubuhnya roboh, aku menahan pinggang dan tangan nya. Sepertinya ciuman tadi
membuat kaki nya lemas.
“Adam...”
Aku meraih bibirnya lagi, kali
ini bukan ciuman buas seperti tadi. Tetapi, ciuman hangat penuh arti yang ku
daratkan lembut di bibir merah cherry nya.
“Haa... haa...” perlahan Adam
membuka matanya, tatapan nya lurus langsung menuju padaku. “... Senpai... kenapa...”
Aku mengambil nafas panjang, lalu
ku peluk dia dengan erat. Kami berdua terduduk dilantai.
“Maaf Adam,” aku membenamkan
wajahku di pundak nya. “Aku mencintaimu”
‘Deg! Deg! Deg! Deg!’
‘Aku bisa mendengar suara jantungmu
yang berdebar... atau, itu miliku?’
Adam terdiam, begitu juga
aku yang masih memeluk nya dengan erat,
ia pun tidak mencoba untuk melepas nya atau memukul ku.
Namun aku mulai merasakan
kehangatan, hangat dari tangan Adam yang
menyusuri punggungku. Ia menyambut pelukan ku dan memanggil ku dengan suara
pelan.
“Shota...”
Sontak aku mengangkat kepala ku,
melihat Adam yang sedang tersenyum manis dan menyimpulkan tangan nya di leherku, membuatku kaget.
Aku menyadari wajah kami sudah semakin dekat,
aku melihat Adam menutup matanya di depan wajahku, lalu menyentuh bibir ku
dengan ciuman lembutnya.
Aku tidak bisa berkata apa-apa,
bukan hanya karena Adam sedang menutup mulutku saat ini, tetapi karna perasaan Shock dan terlalu senang yang campur
aduk. aku hanya bisa menatap wajah nya yang terlihat sangat tampan dalam jarak
sedekat ini, dan jujur, aku sangat menikmati ciuman lembut dan sensual yang ia
berikan padaku.
Tangan nya yang menyimpul di
leherku tidak melakukan apa-apa, ia tidak menekan kepala ku atau bergerak lebih
jauh, tangan-tangan itu hanya menjaga kepala ku agak tetap berada di tempat
saat pemilik nya mengacaukan isi
kepalaku dengan ciuman nya.
Adam membuka matanya, tatapan
kami langsung bertemu. Ia lalu menjauhkan bibirnya dariku.
“Bukankah kau bilang kau
mencintai ku? Kenapa diam saja?” Adam
tersenyum dengan provokatif, aku menganggapnya sebagai tantangan.
‘Apa sekarang saat yang tepat untuk
menariknya ke kasur?’
----------------------------------------------------------------------
“Hyaaa~!!
Ah! Ah!”
“Haa...
haa...”
Ekspresinya,
nafasnya yang berpacu, dan tubuhnya yang mengejang setiap kali aku menghentak
nya, membuatku sedikit gugup.
“Ahh! Senpai--- Nn”
Melakukan hal semacam ini bukan
pertama kali nya bagiku, tetapi, melakukan nya dengan orang yang kucintai
merupakan hal yang baru. Rasanya berbeda dengan orang lain, jantungku hanya
berdetak sekencang ini ketika bersama Adam, dan hanya dia yang bisa membuatku
kehilangan kendali seperti ini.
“Panggil aku Shota, seperti
tadi...” aku berbisik, seketika itu wajahnya makin memerah.
Aku menjilat liang telinganya,
lalu menggigit daun telinga yang mulai ikut memerah itu. Aku bisa merasakan
tubuhnya yang gemetar.
“Nn! Mnn...”
Turun ke lehernya, tercium aroma
keringat yang membuatku ingin mencicipi satu gigit dari lehernya yang ditutupi kulit putih susu itu.
‘BITE---!!!’
“Uwaaah! Sakit--- Shota! Nn!”
Adam memukul-mukul bahuku.
Aku menarik tangan nya, ku cium jemari
nya sambil menatapnya dalam.
“Adam, aku mencintaimu...”
Adam menatapku balik, matanya
yang berkaca-kaca itu mulai menangis, bibir nya gemetar, ia menarik tangan nya
lalu mendekapku, aku bisa mendengar suara isak kan nya yang pelan.
“Hiks... baka, Shota.. Uhh...
hiks”
“Ehh?!”
‘Ka—kawaii...’
“Nnn!”
Aku mendekapnya lebih erat, -
dada bidangnya juga sensasi baru untukku
- ia masih sedikit terisak, tapi aku
tidak ingin membuang waktu lagi.
“Uwaaah~!!”
Aku menarik satu tangan Adam, membuat
nya bangkit, lalu duduk diatasku.
“Ahh!! Shota!”
Tanpa basa-basi, aku menghentak
tubuh Adam berkali-kali. Ia mendesah di setiap hentakkan yang ku buat.
‘Kau benar-benar membuat ku gila Adam! Aku menginginkanmu! Lagi! Dan lagi!’
Aku mempercepat gerakan ku, Adam
menangis semakin keras. Aku bisa melihat wajah nya lebih jelas dengan posisi
seperti ini, tepat diatas wajahku, Adam menangis dan mendesah. Suara paling
indah yang pernah ku dengar.
“Ah! Ahh! Ahh—Shotaa! Ahh! Haa..
stop! Mn!”
“Haa.. Aku tidak bisa berhenti,
kau tahu itu, kan?”
“Mnn... hentikan, Shota... Ahh!”
Aku mengigit pangkal lehernya,
menghisapnya, dan meninggalkan bekas kemerahan disana.
“Uhh—“ Adam mencengkram punggungku,
seperti nya itu juga akan meninggalkan bekas.
“Adam!”
Aku tau Adam tidak bisa “menahannya”
lagi, karena aku juga.
“Uu—Shotaa ahh!”
Aku mengangkat pinggul nya tanpa
mengehentikan hentakkan ku, Adam memelukku erat dan terus mendesah.
“Unn—Hyaah!! Haa---“
“Ahh, haa... haa...”
Adam mencapai klimaks nya, begitu
juga aku. Kami berlomba ngambil nafas.
Air mata masih mengalir dipipi
Adam, aku mengusap nya lembut sambil tersenyum.
“Aku mencintaimu, Adam...”
Matanya kembali berkaca-kaca, ia
lalu memeluk ku sampai kami berdua mendarat dengan keras dikasur.
‘BRUUGHH!!’
Adam jatuh diatasku, ia tidak
berbicara atau bergerak, hanya memelukku erat untuk beberapa saat.
“Hahaha, Adam, jangan menangis
lagi...” aku mengusap kepalanya, ia masih tidak bicara.
“Adam?”
“.... .... ....”
“Ehh?”
“Zzzz.... ....”
Adam tertidur pulas
diatasku, ia terlihat sangat kelelahan. Well, aku juga sedikit mengantuk.
“Yawn~ aku juga akan tidur sebentar...”
Kusandarkan kepalaku pada
kepalanya, lalu merangkul pinggangnya, Ahh~ cukup nyaman.
“Ding... Dong...”
‘Huh?’
“Ding... Dong...”
‘Apa-apaan ini...’
“Ding... Dong... Ding... Dong...”
“Ughh---- saat yang tepat untuk
bertamu.”
Dengan hati-hati, aku memindahkan
Adam yang tertidur kesebelahku, lalu membersihkan diri sebentar dan memakai
celana. Sebelum keluar dari kamar, aku mencium kening Adam, semoga itu tidak
membangunkan nya.
Diatas tumpukan buku dan kertas-kertas
di meja belajarku, tergeletak kertas jawaban Adam, Aku mengambil nya lalu turun
kebawah.
‘Bagus, 12 dari 15 jawaban benar...’
“Ding... Dong...”
“Yaa—“
‘Click! Opeen—‘
“Selamat sore!”
‘Ohh, Pizza nya datang...’
--------------------------------------------------------------------------------------------
“Ughh...
mnn, pusing...”
“Adam?”
Aku baru
saja membuka pintu kamar, membawakan air putih untuk Adam, ternyata dia sudah
bangun.
“Senpai...”
“Haha,
panggil aku Shota...” aku mencium keningnya. “Minumlah...” aku mengulurkan
tangan, membantu nya bangun.
“Aww~!!
sakit!”
“....
.... ....”
“....
.... ....”
“.... ....
....”
“....
.... ....”
“Adam,
kau baik-baik saja?”
“Ma—masih
perih... sedikit...” wajahnya memerah.
“....
.... ....”
“....
.... ....”
“Maaf,
akan ku ambil kan sesuatu untuk itu...”
‘Uh, entah kenapa rasanya aku malu sekali..’
“Jangan~!!”
Adam menahan tanganku, ia menyembunyikan wajahnya yang merah merekah.
“Senpa—um, Shota, disini saja, aku tidak
apa-apa”
Adam menegakkan
tubuh nya dan bersandar, ia memang tidak terlihat kesakitan dan tetap tersenyum
padaku setelah nya.
Aku mengangkat
dagu nya, mencium bibirnya, dan menjilat bibir atasnya untuk sentuhan akhir, Kami saling berpandangan beberapa saat, lalu
tertawa kecil. Tidak ada yang lucu memang, tapi mendapati kehadiranya disini,
sekarang, membuatku bahagia.
“Jam
berapa sekarang?”
“Hm? Sudahlah,
menginap saja disini...” aku mengusap
kepalanya.
“Eh? Sudah
larut? Aku tidak bisa menginap dsini!” Adam bangun dengan terburu-buru dan
langsung membereskan pakaian nya.
“Hey,
pelan-pelan! Sekarang jam 8 malam.”
“Ehh?! Astaga,
aku harus pulang! Dimana kamar mandinya?”
“Disana,
mau ku bantu?”
“Haha
tidak, aku bisa mandi sendiri.” Adam
menutup pintu kamar mandi nya.
“Hey,
Adam...”
“Yaa?”
suaranya menggema dari dalam.
“Nanti
kuantar sampai Stasiun...”
“....
.... Baiklah.”
“....
Adam?”
“Apa?”
“Aku
mencintaimu.”
“....
.... heh, aku juga...”
“....
Boleh aku masuk?”
SWEET CHAPTER SIX : END
------------------------------------------------------------------------------------------------
"I'm writting for Sweet chapter six now, so the next chapters will be published in no time~!"
from the previous post sounds like a lie, huh?
I've been through two weeks without any progress, that's depressing .-. /lol, no./
my left eye hurts, that's my first problem, I can't stare at my pc for too long .-.
and then, here, Im always mixing this fanfict with my real life problem. such as, you know.
I LOVE ADAM SO MUCH NOBODY CAN HURT HIM. I DON'T CARE IF IT'S SHOTA-SAN OR ANYONE I LOVE HIM SO FUCKING MUCH.
and this made me seriously stuck, like, "I can't do this anymore! I'll hurt him~!! /cry aggressively/"
that's stupid, I know.but deep down, this is really hurt
BUT LOOK, OMG--- Sweet chapter six finally published~!! /clap clap clap/
and here is the Ero stuff I promised guys, Enjoy ^^)//
from the previous post sounds like a lie, huh?
I've been through two weeks without any progress, that's depressing .-. /lol, no./
my left eye hurts, that's my first problem, I can't stare at my pc for too long .-.
and then, here, Im always mixing this fanfict with my real life problem. such as, you know.
I LOVE ADAM SO MUCH NOBODY CAN HURT HIM. I DON'T CARE IF IT'S SHOTA-SAN OR ANYONE I LOVE HIM SO FUCKING MUCH.
and this made me seriously stuck, like, "I can't do this anymore! I'll hurt him~!! /cry aggressively/"
that's stupid, I know.
BUT LOOK, OMG--- Sweet chapter six finally published~!! /clap clap clap/
and here is the Ero stuff I promised guys, Enjoy ^^)//
No comments:
Post a Comment