~Forever Sweet Chocolate~
Cast : ADAMS & HIGHFeeL JAPAN crew
Genre : Romance/yaoi/T
---------------------
‘Mungkin lebih baik aku mencarinya...’
“Shota Yokoyama!”
‘Menemuinya dikelas? Tidak tidak, para siswi
kelas dua itu pasti akan mengerumuni ku.’
‘Ahh!! Kenapa sulit sekali sih bertemu
denganmu?!’
“SHOTA YOK---“
“APASIH?!!!”
“...
.... ... ...”
“Ehh...”
Semua
murid kompak menengok padaku, didepan kelas, Ryota-sensei menatap ku dengan
ekspresi bingung campur kesal.
“Kau
membentakku?!”
“Ti-
tidak sensei! Maaf, saya melamun tadi...”
“Jangan
melamun dikelasku!!”
“I-
iya, saya mengerti...”
Murid-murid
lain masih menatapku, lalu satu persatu mereka mulai kembali memperhatikan
Ryota-sensei dan papan tulis nya.
“Sigh...
ada apa denganku...”
Aku
menutup mataku, berusaha menenangkan pikiran.. tapi, yang terbayang hanya wajah
Adam yang sedang tersenyum. Ohh man, go away!
No, not really.. don’t go!!
Oke,
ini aneh... aku tak pernah merindukan laki-laki lain sebelumnya, ayahku tidak
masuk hitungan.
Aku
ingin sekali bertemu dengan nya, tetapi, jujur, aku tidak atau apa yang akan
kulakukan bila kita bertemu. Sigh, dia membuat ku gila!!
------------------------------------------------------------------------------------
“Ding.. Dong.. Ding.. Dong..”
“Oke semua nya, pelajaran
berakhir. Sekarang kumpulkan tugas akhir minggu kalian di atas meja saya”
Murid-murid lain mulai mengumpulkan
tugas mereka, Tumpukan buku tugas di meja
Ryota-sensei meninggi, aku hanya memperhatikan nya dari tempat duduk ku
tanpa bergerak sedikitpun.
Setelah semua murid duduk
kembali, Ryota-sensei merapikan buku tugas mereka lalu mengecek nya
satu-persatu.
“Semuanya lengkap, kecuali, Shota
Yokoyama...”
Ini kedua kalinya seluruh isi
kelas dengan kompak menengok padaku.
“Huh?”
“Shota, mana buku tugas mu?”
“Ehh?”
“Kau tidak mengerjakan tugas mu
kan?”
“Umm... maaf sensei, buku tugas
ku tertinggal dirumah, haha...”
“Mau kau pakai berapa kali alasan
bodoh itu?! Ikut ke kantor dengan ku!!”
“Tapi sensei...”
“SEKARAANG!!”
“Uhh... aku sudah menguasai
materi ini sensei! kau tidak perlu...”
“Diam, dan ikuti aku!”
Ryota-sensei mulai berjalan keluar, Dengan terpaksa aku meninggalkan kursi
nyamanku lalu mengikuti sensei.
Sebenarnya ini bukan masalah
besar, karna bukan kebohongan kalau aku sudah menguasai materi ini,
Ryota-sensei juga mengetahuinya.
“Pangeran tampan kita diseret ke
kantor lagi huh? Ahahaha~ kau bukan jenius dibidang mengelabui Ryota-sensei,
Shota! Hahahaha” Salah satu siswa
meledek ku, disusul dengan tertawaan sebagian murid dikelas. Aku membalas
mereka dengan acungan jari tengah ku.
Bel pergantian pelajaran tandanya
semua siswa dapat kembali bebas berkeliaran di lobi sebelum guru lain masuk,
sisiwi-siswi yang sedang mengobrol diluar kelas menatapku sambil menahan tawa,
pasti karna Ryota-sensei yang berjalan di depan ku tandanya aku bermasalah
lagi. Hal ini juga salah satu penyebab aku populer dikalangan guru.
‘Apa Adam juga diluar kelas?’ Pikirku,
berharap aku bisa menemukan nya diantara keramaian ini.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Ryota-sensei masuk ke ruang
kantor lebih dulu, aku menyusulnya dengan patuh dibelakang.
“Aku mengerti dan bangga terhadap
kepintaran mu, Shota” Ryota-sensei mempersilahkan ku duduk didepannya. “Tapi,
kau harus tetap mengerjakan tugas-tugas rumah seperti teman mu yang lain”
“... ... ...”
“Tugas rumah seperti ini akan
membantu nilai mu dibuku laporan..”
“Tapi bukan kah nilai-nilaiku
sudah cukup tinggi sensei?”
“Aku bisa saja menurunkan nilai
mu karna masalah ini!”
“Uhh...”
“Sigh, sebenarnya aku tau
memanggilmu kesini adalah hal yang sia-sia. kau tetap tidak akan mengerjakan
tugas-tugas mu”
“... ... ...”
“Kau harus melakukan sesuatu
untuk menutupi nilai-nilai mu yang kosong...”
“Seperti?”
“Entahlah.. tugas tambahan takkan
membantu..”
“... ... ...”
“... ... ...”
“Tapi sensei, aku... aku sudah
belajar lebih giat!”
“Ehh?” Ryota-sensei dan aku
mendengar suara –yang familiar bagiku- di seberang meja ini, kami serempak menengok
kearah belakang.
Disana tampak berdiri seorang
siswa yang sedang berurusan dengan Miss Tomoko, guru bahasa inggris disekolah
ini. Miss Tomoko adalah guru yang paling jarang berurusan denganku karena
bahasa inggris adalah bidang yang ku suka, jadi tugas-tugas nya pun ku kerjakan
tanpa beban.
“Siapa itu?” Tanyaku.
“Kau tidak tahu? Aneh, kau kan
siswa kelas tiga...”
“Ehh?”
“Dia Adam, kelas 2B”
“ADAAAM!?”
‘GUBRRAAAAKKK!!!’
Aku langsung berlari menuju Adam,
tanpa sengaja aku menjatuhkan kursi Ryota-sensei.
“WOY! SHOTA!!”
Aku tidak memperdulikan
Ryota-sensei yang meneriaki ku. saat mendengar namanya, seperti refleks bagiku
untuk segera menemui Adam.
‘GRAB!!’
“Adam!” aku menggenggam tangan
nya, dengan ekspresi –yang sangat- kaget ia menoleh padaku.
“Ehh!? Yokoyama-senpai?”
Aku menyadari ada sedikit raut
wajah sedih padanya saat ia melihatku, membuatku penasaran dengan apa yang
terjadi.
“Miss Tomoko, ada apa?”
“Ehh Shota-kun?!”
“Apa ada sesuatu yang terjadi
pada Adam?” Adam melihatku dengan wajah
bingung saat aku mengatakan ini.
“Tapi, ini tidak ada hubungannya
denganmu Shota...”
“Saya tau, tapi, kalau ada
sesuatu yang bisa saya lakukan untuk membantu, saya akan dengan senang hati
membantumu, Miss Tomoko” senyuman manis mengakhiri kalimatku.
“Ohh.. Umm.. aku pikir kau benar
Shota, kau mahir berbahasa inggris bukan?”
Anggukan kecil dan senyuman manis
lain menjadi jawabanku.
“Baiklah, Adam mendapat nilai
rendah di tes harian dan tes perbaikan nya. Aku mau kau mengajarinya materi
bahasa inggris kelas 2, kau belum lupa kan?”
“Tapi sensei, aku masih bisa
belajar sendiri!” Adam menyela pembicaraan kami dan Ia terlihat sedikit kesal,
-kesal dan imut disaat yang bersamaan, aku tidak tau kalau orang marah bisa
seimut ini-
“Hehe.. tidak apa-apa Adam,
sedikit bantuan tidak akan sakit.” Aku
mengacak-acak rambutnya, tadinya aku hanya bercanda, tetapi dengan rambut
selembut ini apa aku bisa berhenti?
“Uwaaahh~”
“SHOOTAAA~!! APA YANG KAU
LAKUKAN?!”
“Huh?” aku menengok
kebelakang “Ehh!? Ryota-sensei!?” ia berlari dengan kecepatan tinggi mengejarku.
‘BLEEETAAKK!!’
“Gyaaa!!!” kepalan tangannya mendarat
mulus di kepalaku.
“Kau! Jangan tiba-tiba berlari
kabur seperti itu!!”
“Itaai Itaaaii~!!” Uhh, kepalaku berasap...
Miss Tomoko dan Adam tercengang
melihat kami.
“Ehem! Tomoko-sensei, maaf atas
keributan ini, haha... saya akan segera membawa anak ini pergi” Ryota-sensei memberi salam, ia menyeret
kerah bajuku lalu bergegas pergi.
“Ryota-sensei! Tunggu!” Miss Tomoko memanggil kami
“Shota datang padaku bukan untuk
mengganggu kok, ia datang untuk memberi bantuan...”
“Ehh? Bantuan?” Ryota-sensei melihatku aneh.
“Kenapa? Tidak percaya? Uhh...”
Aku menarik kerahku dari genggaman Ryota-sensei sambil meringis menahan sakit,
dia tidak menahan kekuatannya saat memukul ku tadi, sial.
“dia bilang ingin membantuku
dengan mengajari Adam pelajaran bahasa inggris, Apa dia sedang bermasalah
denganmu, Ryota-sensei?”
“Begitulah... aku tidak tahu
apalagi yang harus dilakukan untuk
menutupi nilai-nilai pekerjaan rumahnya yang kosong, tugas tambahan takkan
membantu, kau mengerti situasiku kan Tomoko-sensei?”
Mereka membicarakanku didepan
wajahku tanpa ragu sedikitpun, di kantor guru lagi.
“Haha... ya, saya mengerti. Umm,
bagaimana kalau nilai Adam setelah Shota mengajarinya menjadi pengganti nilai
tugas-tugasnya yang kosong?”
“Ehh!?” Adam dan Ryota-sensei
serempak berekspresi kaget.
“ Yaa.. sejak ia dengan sukarela
membantuku, ia pasti melakukan yang satu ini”
“Tapi... itu tidak ada didalam
kurikulum...” Ryota-sensei mulai kelihatan bimbang.
“Sudahlah, sensei” Aku menepuk
pundak Ryota-sensei. “yang dikatakan Miss Tomoko itu ide yang sangat bagus!
Daripada tugas tambahan, aku lebih suka membantu adik kelas yang kesusahan. Iya
kan?”
“Uhh...” Sebagai seorang guru yang depresi dengan
masalah murid nya, Ryota-sensei berpikir cukup keras untuk menyetujui hal ini.
Yaa... aku mengerti, karna hal seperti ini biasanya selesai dengan sedikit
tugas tambahan, tapi itu hanya bekerja pada murid lain, bukan aku.
“Ba—baiklah, aku akan mengisi
nilai-nilai kosongmu dengan nilai yang diperoleh Adam, lakukan tugas ini dengan
baik atau aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan padamu Shota!!” ini kata terakhir Ryota-sensei sebelum ia berjalan lesu kembali ke mejanya.
“Yes sir!!”
‘Ahh, akhirnya sesuatu yang bisa mendekatkanmu padaku, Adam’ batinku, setelah tawa manis nya mengobati rindu ini.
SWEET CHAPTER THREE : END
Finally~!! Sweet Chapter Three completely published~!! omg, maan... I'm so sorry~ I didn't know working on this chapter would be so hard~~
Okay then, enjoy ^^)/
No comments:
Post a Comment