!-- SCM Music Player http://scmplayer.net --> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Friday, August 2, 2013

FOREVER SWEET CHOCOLATE chapter III

~Forever Sweet Chocolate~
Cast : ADAMS & HIGHFeeL JAPAN crew
Genre : Romance/yaoi/T

---------------------
‘Mungkin lebih baik aku mencarinya...’

“Shota Yokoyama!”

Menemuinya dikelas? Tidak tidak, para siswi kelas dua itu pasti akan mengerumuni ku.’

 “... Shota Yokoyamaa!!”

 ‘Ahh!! Kenapa sulit sekali sih bertemu denganmu?!’

  “SHOTA YOK---“

  “APASIH?!!!”

  “... .... ... ...”

  “Ehh...”

  Semua murid kompak menengok padaku, didepan kelas, Ryota-sensei menatap ku dengan ekspresi bingung campur kesal.

  “Kau membentakku?!”

  “Ti- tidak sensei! Maaf, saya melamun tadi...”

 “Jangan melamun dikelasku!!”

 “I- iya, saya mengerti...”

 Murid-murid lain masih menatapku, lalu satu persatu mereka mulai kembali memperhatikan Ryota-sensei dan papan tulis nya.

 “Sigh... ada apa denganku...”

  Aku menutup mataku, berusaha menenangkan pikiran.. tapi, yang terbayang hanya wajah Adam yang sedang tersenyum. Ohh man, go away!
No, not really.. don’t go!!

 Oke, ini aneh... aku tak pernah merindukan laki-laki lain sebelumnya, ayahku tidak masuk hitungan.

 Aku ingin sekali bertemu dengan nya, tetapi, jujur, aku tidak atau apa yang akan kulakukan bila kita bertemu. Sigh, dia membuat ku gila!!
                                                                        
------------------------------------------------------------------------------------

“Ding.. Dong.. Ding.. Dong..”

“Oke semua nya, pelajaran berakhir. Sekarang kumpulkan tugas akhir minggu kalian di atas meja saya”
Murid-murid lain mulai mengumpulkan tugas mereka, Tumpukan buku tugas di meja    Ryota-sensei meninggi, aku hanya memperhatikan nya dari tempat duduk ku tanpa bergerak sedikitpun.

Setelah semua murid duduk kembali, Ryota-sensei merapikan buku tugas mereka lalu mengecek nya satu-persatu.

“Semuanya lengkap, kecuali, Shota Yokoyama...”
Ini kedua kalinya seluruh isi kelas dengan kompak menengok padaku.

“Huh?”

“Shota, mana buku tugas mu?”

“Ehh?”

“Kau tidak mengerjakan tugas mu kan?”

“Umm... maaf sensei, buku tugas ku tertinggal dirumah, haha...”

“Mau kau pakai berapa kali alasan bodoh itu?! Ikut ke kantor dengan ku!!”

“Tapi sensei...”

“SEKARAANG!!”

“Uhh... aku sudah menguasai materi ini sensei! kau tidak perlu...”

“Diam, dan ikuti aku!” Ryota-sensei mulai berjalan keluar, Dengan terpaksa aku meninggalkan kursi nyamanku lalu mengikuti sensei.

Sebenarnya ini bukan masalah besar, karna bukan kebohongan kalau aku sudah menguasai materi ini, Ryota-sensei juga mengetahuinya.

“Pangeran tampan kita diseret ke kantor lagi huh? Ahahaha~ kau bukan jenius dibidang mengelabui Ryota-sensei, Shota! Hahahaha”  Salah satu siswa meledek ku, disusul dengan tertawaan sebagian murid dikelas. Aku membalas mereka dengan acungan jari tengah ku.

Bel pergantian pelajaran tandanya semua siswa dapat kembali bebas berkeliaran di lobi sebelum guru lain masuk, sisiwi-siswi yang sedang mengobrol diluar kelas menatapku sambil menahan tawa, pasti karna Ryota-sensei yang berjalan di depan ku tandanya aku bermasalah lagi. Hal ini juga salah satu penyebab aku populer dikalangan guru.

‘Apa Adam juga diluar kelas?’ Pikirku, berharap aku bisa menemukan nya diantara keramaian ini.

----------------------------------------------------------------------------------------------

Ryota-sensei masuk ke ruang kantor lebih dulu, aku menyusulnya dengan patuh dibelakang.

“Aku mengerti dan bangga terhadap kepintaran mu, Shota” Ryota-sensei mempersilahkan ku duduk didepannya. “Tapi, kau harus tetap mengerjakan tugas-tugas rumah seperti teman mu yang lain”

“... ... ...”

“Tugas rumah seperti ini akan membantu nilai mu dibuku laporan..”

“Tapi bukan kah nilai-nilaiku sudah cukup tinggi sensei?”

“Aku bisa saja menurunkan nilai mu karna masalah ini!”

“Uhh...”

“Sigh, sebenarnya aku tau memanggilmu kesini adalah hal yang sia-sia. kau tetap tidak akan mengerjakan tugas-tugas mu”

“... ... ...”

“Kau harus melakukan sesuatu untuk menutupi nilai-nilai mu yang kosong...”

“Seperti?”

“Entahlah.. tugas tambahan takkan membantu..”

“... ... ...”

“... ... ...”

“Tapi sensei, aku... aku sudah belajar lebih giat!”

“Ehh?” Ryota-sensei dan aku mendengar suara –yang familiar bagiku- di seberang meja ini, kami serempak menengok kearah belakang.

Disana tampak berdiri seorang siswa yang sedang berurusan dengan Miss Tomoko, guru bahasa inggris disekolah ini. Miss Tomoko adalah guru yang paling jarang berurusan denganku karena bahasa inggris adalah bidang yang ku suka, jadi tugas-tugas nya pun ku kerjakan tanpa beban.

“Siapa itu?” Tanyaku.

“Kau tidak tahu? Aneh, kau kan siswa kelas tiga...”

“Ehh?”

“Dia Adam, kelas 2B”

“ADAAAM!?”

‘GUBRRAAAAKKK!!!’

Aku langsung berlari menuju Adam, tanpa sengaja aku menjatuhkan kursi Ryota-sensei.

“WOY! SHOTA!!”

Aku tidak memperdulikan Ryota-sensei yang meneriaki ku. saat mendengar namanya, seperti refleks bagiku untuk segera menemui Adam.

‘GRAB!!’

“Adam!” aku menggenggam tangan nya, dengan ekspresi –yang sangat- kaget ia menoleh padaku.

“Ehh!? Yokoyama-senpai?”

Aku menyadari ada sedikit raut wajah sedih padanya saat ia melihatku, membuatku penasaran dengan apa yang terjadi.

“Miss Tomoko, ada apa?”

“Ehh Shota-kun?!”

“Apa ada sesuatu yang terjadi pada Adam?”  Adam melihatku dengan wajah bingung saat aku mengatakan ini.

“Tapi, ini tidak ada hubungannya denganmu Shota...”

“Saya tau, tapi, kalau ada sesuatu yang bisa saya lakukan untuk membantu, saya akan dengan senang hati membantumu, Miss Tomoko” senyuman manis mengakhiri kalimatku.

“Ohh.. Umm.. aku pikir kau benar Shota, kau mahir berbahasa inggris bukan?”

Anggukan kecil dan senyuman manis lain menjadi jawabanku.

“Baiklah, Adam mendapat nilai rendah di tes harian dan tes perbaikan nya. Aku mau kau mengajarinya materi bahasa inggris kelas 2, kau belum lupa kan?”

“Tapi sensei, aku masih bisa belajar sendiri!” Adam menyela pembicaraan kami dan Ia terlihat sedikit kesal, -kesal dan imut disaat yang bersamaan, aku tidak tau kalau orang marah bisa seimut ini-

“Hehe.. tidak apa-apa Adam, sedikit bantuan tidak akan sakit.”  Aku mengacak-acak rambutnya, tadinya aku hanya bercanda, tetapi dengan rambut selembut ini apa aku bisa berhenti?

“Uwaaahh~”


“SHOOTAAA~!! APA YANG KAU LAKUKAN?!”

“Huh?” aku menengok kebelakang  “Ehh!? Ryota-sensei!?”  ia berlari dengan kecepatan tinggi mengejarku.

 ‘BLEEETAAKK!!’

“Gyaaa!!!”  kepalan tangannya mendarat mulus di kepalaku.

“Kau! Jangan tiba-tiba berlari kabur seperti itu!!”

“Itaai Itaaaii~!!”  Uhh, kepalaku berasap...

Miss Tomoko dan Adam tercengang melihat kami.

“Ehem! Tomoko-sensei, maaf atas keributan ini, haha... saya akan segera membawa anak ini pergi”   Ryota-sensei memberi salam, ia menyeret kerah bajuku lalu bergegas pergi.

“Ryota-sensei! Tunggu!”  Miss Tomoko memanggil kami

“Shota datang padaku bukan untuk mengganggu kok, ia datang untuk memberi bantuan...”

“Ehh? Bantuan?”  Ryota-sensei melihatku aneh.

“Kenapa? Tidak percaya? Uhh...” Aku menarik kerahku dari genggaman Ryota-sensei sambil meringis menahan sakit, dia tidak menahan kekuatannya saat memukul ku tadi, sial.

“dia bilang ingin membantuku dengan mengajari Adam pelajaran bahasa inggris, Apa dia sedang bermasalah denganmu, Ryota-sensei?”

“Begitulah... aku tidak tahu apalagi yang  harus dilakukan untuk menutupi nilai-nilai pekerjaan rumahnya yang kosong, tugas tambahan takkan membantu, kau mengerti situasiku kan Tomoko-sensei?”

Mereka membicarakanku didepan wajahku tanpa ragu sedikitpun, di kantor guru lagi.

“Haha... ya, saya mengerti. Umm, bagaimana kalau nilai Adam setelah Shota mengajarinya menjadi pengganti nilai tugas-tugasnya yang kosong?”

“Ehh!?” Adam dan Ryota-sensei serempak berekspresi kaget.

“ Yaa.. sejak ia dengan sukarela membantuku, ia pasti melakukan yang satu ini”

“Tapi... itu tidak ada didalam kurikulum...” Ryota-sensei mulai kelihatan bimbang.

“Sudahlah, sensei” Aku menepuk pundak Ryota-sensei. “yang dikatakan Miss Tomoko itu ide yang sangat bagus! Daripada tugas tambahan, aku lebih suka membantu adik kelas yang kesusahan. Iya kan?”

“Uhh...”  Sebagai seorang guru yang depresi dengan masalah murid nya, Ryota-sensei berpikir cukup keras untuk menyetujui hal ini. Yaa... aku mengerti, karna hal seperti ini biasanya selesai dengan sedikit tugas tambahan, tapi itu hanya bekerja pada murid lain, bukan aku.

“Ba—baiklah, aku akan mengisi nilai-nilai kosongmu dengan nilai yang diperoleh Adam, lakukan tugas ini dengan baik atau aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan padamu Shota!!” ini kata terakhir Ryota-sensei sebelum ia berjalan lesu kembali ke mejanya.


“Yes sir!!”


‘Ahh, akhirnya sesuatu yang bisa mendekatkanmu padaku, Adam’  batinku, setelah tawa manis nya mengobati rindu ini. 


 SWEET CHAPTER THREE : END

Finally~!!  Sweet Chapter Three completely published~!!  omg, maan... I'm so sorry~ I didn't know working on this chapter would be so hard~~
Okay then, enjoy ^^)/

No comments: