~Forever Sweet Chocolate~
Cast : ADAMS & HIGHFeeL JAPAN crew
Genres : Romance/Yaoi/M
-----------------------------------------------------
Mataku turun menyusuri wajah nya,
dan kini terkonsentrasi pada bibirnya yang merah muda.
‘Ahh, terlihat lembut sekali--- aku ingin...’
“Adam...” Aku mendekati
wajahnya.
“Nn!”
Adam memegang bahuku, menahan ku untuk tidak lebih dekat dari itu. Tapi wajanya
Ya! Semua laki-laki juga pasti
ingin mencium nya! Lelaki setampan Adam.
“.... .... ....”
‘Wait, what?’
Hal itu terdengar sangat salah, cukup
salah untuk membuatku sadar posisi kami sekarang sudah ‘terlalu dekat’.
Tanganku melilit pinggangnya, dan tangan yang lain dengan mantap mengangkat
dagu nya agar lebih dekat padaku,
ditambah tatapan kami yang intens, membuat orang-orang disekitar kami
tercengang dengan ekspresi campur aduk, termasuk siswi-siswi yang berteriak
tadi.
“Ding... Dong... Ding... Dong...”
Aku mundur beberapa langkah dan
melepasnya, bel tanda masuk itu kini menyadarkan ku sepenuhnya.
‘Aku harus... berpikir dengan kepala jernih...’
Dengan senyum hangat aku mengacak-acak
rambutnya lalu melangkah pergi dari tempat itu.
“Aku tunggu pulang sekolah nanti,
ya” sambil melambaikan tangan, aku mulai menjauh.
Yang terakhir kulihat adalah anggukan
kecil dari Adam untuk menjawab kalimatku tadi. ia berdiri diambang pintu, lalu
masuk kedalam kelasnya yang mulai ribut.
‘Apa yang sebenarnya ingin kulakukan?’
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Dua jam pelajaran berlalu begitu saja, dan tidak satu katapun
yang ku ingat, pikiran ku sepenuh nya tertuju pada Adam, dan sesuatu yang ingin
kulakukan padanya tadi. Rasanya, aku sedikit depresi dengan semua ini.
‘Aku hampir menciumnya tadi! didepan teman-teman sekelasnya!!
AAAAA---!!!’
“BRUUUGGH!!!” Aku menumpuk tanganku ke meja, lalu memendam
wajahku dalam-dalam disana.
Seisi kelas sempat terdiam, lalu
dengan kompak nya mereka menatapku bingung.
“Hey Shota, kau baik-baik saja?”
Naoto menghampiriku, ia menepuk bahu ku berulang kali. Aku hanya menatap nya
tanpa ekspresi. “Hey ada apa ini? Apa kau memikirkan sesuatu? Kau tidak seperti
biasanya...”
Aku menegakkan punggungku, duduk
dengan tegap sambil terus menatap Naoto.
“E—Ehh, Apa?” tanya Naoto.
“Entahlah...” aku menutup
wajahku, dan Naoto terlihat makin kebingungan.
‘Aku, aku tidak ingin dia membenciku! Sungguh!’
“Apa kau sakit?”
‘Tapi, jujur, aku tidak bisa menahan diri!’
“Oy, Shota...”
“.... Naoto,” aku memegang pundaknya
dan menatapnya tajam.
“H—huh?”
“Apa yang terjadi bila kau
menginginkan seseorang---“
“Ehh?!”
“Secara seksual?”
“Ehh?!! Ke-- kenapa kau tiba-tiba bicara begitu?”
“Sudah, jawab saja!”
“Huh? Umm---“ Naoto terlihat berpikir sesaat, lalu dengan
mantap memegang pundak ku dan berkata “Kau jatuh cinta!”
Detak jantung dan aliran darah ku
berhenti, untuk sesaat. Apa aku salah dengar? Atau dia yang salah bicara? Tapi,
Cinta?
“Apa kau serius...” Aku bertanya dengan nada lemas.
“Tentu, kau menyukai seseorang
dan menginginkannya secara seksual, Ya. Kau jatuh cinta~”
“.... ... apa kau serius?”
“.... .... ....”
“.... .... ....”
".... .... ...."
".... .... ...."
“Kau tidak pandai dalam urusan
ini, Shota.”
“Ya, aku tahu...”
‘Aku memang menyukai Adam, tapi, cinta? Apa
kau serius?”
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Bel terakhir telah berbunyi
sekitar setengah jam yang lalu, aku duduk disamping jendela, menatap kebawah
dimana ada Adam dan Naoto disana. Kegiatan club sepak bola ini memang cukup
seru, tak heran bila club ini memiliki banyak anggota, dan kebanyakan dari mereka adalah fans Adam.
Sangat terlihat dari betapa dekat
nya mereka dengan Adam, dan kelakuan mereka yang – menurutku – sedikit modus
disekitarnya, oke, aku tau ini disebut apa. Cemburu, kan?
Sambil menunggunya, sedaritadi
aku sibuk dengan buku dan pulpenku. Bukan, aku tidak sedang mengerjakan tugas,
aku sedang menulis lirik lagu. Agak aneh memang, apa yang bisa kau lakukan saat
sedang menonton pertandingan sepak bola? Menulis lirik lagu cinta? Hahaha,
aneh.
Walapun hanya melihatnya dari
jauh,perasaan bahagia mekar dari dalam hatiku, kadang, membuatku senyum-senyum
sendiri melihat tingkah nya dari atas sini.
‘Ternyata, jatuh cinta itu lucu ya’ kalimat itu menggelitikku, dan membuatku
sadar.
‘Lucu... dan merepotkan.’
Aku kembali fokus pada kegiatan
dilapangan, dan ternyata waktunya telah habis, kegiatan club sepak bola hari
ini berakhir dengan kemenangan tim Adam dan Naoto.
Semua
anggota club berjalan masuk ke gedung sekolah, mereka akan keruang ganti,
kurasa. Itu menjadi tanda bagiku untuk berkemas dan bergegas turun untuk
menunggunnya di gerbang.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Senpaai~!” Adam berlari ke arahku,
ia mengenakan kaos putih santai dan blazer sekolah. ini pertama kali aku
melihatnya tanpa seragam.
Anggota club yang lain mengikuti
nya dari belakang, dan langsung menatapku sinis dengan pancaran aura gelap yang
mengancam.
“Maaf menunggu lama, Ayo~!” Adam
tersenyum padaku, lalu berjalan keluar gerbang tanpa memperdulikan tatapan
sinis yang dihujamkan bertubi-tubi padaku.
“Okay...” aku menyusulnya, aura
gelap yang mereka pancarkan benar-benar membuatku tidak nyaman.
Adam berjalan di sebelahku,
rambut nya masih terlihat basah karena keringat. Ia tak bicara sepatah kata
pun.
“Rumahku agak jauh, mungkin butuh
waktu 15 sampai 20 menit jalan kaki, tidak apa-apa kan?” aku memulai
pembicaraan.
Adam mengangguk, dan kembali
hening, aku ingin mendengarnya bicara lebih banyak.
“Ohh ya, Adam, waktu itu kau
bilang kalau kau membuat coklatmu sendiri kan?”
“Ehh iya, itu pertama kalinya aku
membuat coklat. Cuma iseng, sih.”
“Benarkah? Dan coklat itu hancur
begitu saja, sigh...”
“Hahaha, tidak apa-apa senpai.
Jangan terlalu dipikirkan~”
‘Ahh, bisakah senyum manismu itu jadi miliku? Aku ingin melihatnya
setiap hari...’
“Memangnya, coklat itu akan kau
berikan pada siapa?”
“Aku ingin memberikan nya pada
Naoto-senpai dan anggota club lain, karena di pertemuan sebelumnya aku tidak
bisa hadir. Jadi itu seperti permintaan maaf atau semacam nya~”
“Lalu?”
“Yaa, ditengah jalan, aku
mengurung niatku karna ku pikir ‘Coklat ini tidak enak’. lalu aku putuskan
untuk pulang saja, dan tanpa sengaja kita bertemu.” Lanjutnya.
“Mereka pasti akan sangat senang
kalau kau memberikan coklatnya”
“Mungkin, karena aku dengar,
banyak siswa yang tidak mendapatkan coklat di hari Valentine karna mu, senpai.
Hahaha~” Adam tertawa geli.
“Hey, Hey~! Itu bukan salahku.
Aku tidak pernah membalas pemberian mereka di White Day, tetapi mereka tetap melakukan itu setiap tahun” balasku.
“Haha~ iya, aku mengerti.” Adam
tersenyum. “Kau juga bilang ‘Ingin membuat coklat yang enak untuk orang yang
kucintai’, apa kau sudah melakukan nya, Senpai?”
“Ehh---? Kau masih
mengingatnya?!”
Bukannya menjawab, Adam malah
menertawai ekspresi kagetku.
Kami mengobrol tentang banyak
hal, hal-hal random yang kadang membuat
kita tertawa sendiri. Aku mulai mengenal nya lebih dekat, dan ternyata kami
mempunyai banyak kesamaan. Misalnya, kami berdua sama-sama suka berbelanja, dan
kami menyukai band yang sama. Selain itu, Adam juga ternyata ahli memainkan
Drum, itu tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Ia juga sedang belajar
memainkan gitar, dan saat kubilang aku bisa memainkan nya, ia terlihat sangat tertarik. Ekspresi ‘Benarkah?!’ yang ia
tunjukan itu sangat lucu, ku acak-acak rambutnya sambil tertawa.
20 menit berlalu seperti 5 detik
saat bersamanya, kami sampai dirumahku. Tidak ada rasa letih yang terasa.
“Tadaima...” aku membuka pintu,
lalu masuk kedalam.
“Selamat sore, Maaf
mengganggu...” Adam menyusul, ia terlihat kebingungan karena tidak ada orang
yang menjawabnya dari dalam.
“Haha, aku tinggal sendiri.”
“Eeeeh---- Maji?!” Adam terlihat
kaget sekali, ia sampai mundur beberapa langkah.
“Hehe----“ aku mendekatinya ke
ambang pintu. “Apa yang kau takutkan?” aku berbisik, lalu ku tarik tangan nya kedalam.
“Uwaaah~!” otomatis tubuhnya jatuh padaku, membuat kami
bertatapan dengan jarak yang sangat dekat.
‘SHUUUUT--- Click!!’ dengan
tertutupnya pintu, cahaya yang masuk kedalam menjadi terbatas, Suasana nya kini
remang-remang.
“Pintunya sudah ku kunci, ayo
masuk.” Pintaku, lalu menggandeng tangan nya kedalam. Tidak lupa aku menyalakan
beberapa lampu untuk menerangi rumah ini .
Tanpa basa-basi, kami naik ke
lantai dua, langsung menuju kamarku.
“Nah, kau tunggu disini, ya. Akan
kubawakan minuman” kataku, sambil membukakan pintu kamar.
Wajahnya langsung berseri-seri
saat melihat barisan alat musik dikamarku, dsana ada gitar akustik dan piano. Tetapi
perhatian nya langsung tertuju pada gitar listrik yang kusandarkan tepat
disamping ranjang ku.
“Kau menyukai nya?” tanyaku, Adam
menjawab nya dengan anggukan yang bersemangat. “haha, Itu juga gitar
favoritku...”
“Ehh? Boleh aku...”
“Ya, silahkan...”
Dengan hati-hati Adam mengambil
gitarku, lalu duduk diranjang dan memainkan nya dengan wajah berseri-seri,
sedangkan aku...
‘Dua hal yang sangat kucintai berada diatas ranjangku sekarang~!! ya
tuhan!! Cobaan apa ini?!! Terlalu--- terlalu silau!!’
Pemandangan ini terlalu indah,
Ya. Aku harus menahan diri--- aku harus keluar!
“A- Adam, aku akan turun
sebentar... “
“Iya~”
Adam membalasnya dengan senyum lebar, dan Duar!! Kepalaku meledak.
SWEET CHAPTER FIVE : END
----------------------------------------------------------------------------
Wow~!! finally~!! haha XD
I don't think this will possibly published today, but, yeah~ here it is!
I'm writting for Sweet chapter six now, so the next chapters will be published in no time~! - I hope -
and so, what do you think about this chapter?
personally, I thought I'd add "Comedy" in genres XD nonono, kidding~
for those who expecting some Ero act, I'm sorry, I want to write erotics stories too but, maybe next time~!! XDD
so, Enjoy~!! ^^
No comments:
Post a Comment